Trahan – Jembatan di tengah jalur Pantura Desa Trahan, Kecamatan Sluke, yang di bawahnya terdapat gorong-gorong saluran air memicu kerawanan bencana banjir saat musim penghujan, karena tertutup banyaknya sampah. Paling mendominasi sampah berupa ranting-ranting pohon dan plastik.
Untuk mengantisipasi banjir yang sering terjadi, menghadapi musim penghujan ini, pihak desa Trahan mengerahkan warga, membersihkan sampah yang menutupi gorong-gorong jembatan tersebut.
Kepala Desa Trahan, Kecamatan Sluke, Tunikah menuturkan posisi di tengah saluran air, konstruksinya ada cor mirip seperti tangga. Begitu sampah terbawa air, langsung tersangkut di cor tangga itu.
“Sebelum masuk ke laut, sampah-sampah ini terhenti di bawah jembatan. Soalnya kalau hujan deras, air dari perbukitan selatan Desa Jurangjero tergolong besar, banyak membawa material ranting pohon, “ ungkapnya, Selasa (15 September 2020).
Kades Desa Trahan Tunikah membenarkan ketika hujan deras, daerah sekitar lokasi kerap banjir. Dulu oleh pemerintah desa, pernah dianggarkan biaya pembersihan sampah Rp 3 Juta setiap tahun. Belakangan karena tidak ada dana, warga akhirnya bersama-sama turun tangan.
“Kalau nggak dibersihkan, warga yang rumahnya dekat situ tetap was-was mas, jika hujan deras, “ beber Tunikah.
Menurutnya, pembersihan dilakukan secara manual, sehingga diperkirakan membutuhkan waktu sampai 2 Minggu. Masyarakat dari 8 RT kerja bakti secara bergantian. Ia turut mengimbau agar semua pihak jangan membuang sampah di selokan, yang bisa memperparah keadaan.
“Jadi tiap RT mengirimkan kira-kira 10 orang warga. Karena banyaknya sampah, 2 Minggu baru selesai, “ imbuhanIa berharap kedepan pihak Dinas Bina Marga juga ikut peduli dengan kondisi tersebut. Yang terpenting air mengalir lancar dan tidak memicu bencana banjir.